Tuesday 29 December 2009

honey tabrakan

Sabtu, 26,12,2009 pukul 05.30 pagi adalah hari yang bersejarah bagi keluarga kecil kami, karena pada saat itu dimana umat Nasrani sedang memperingati Natal dan menyongsong tahun baru dan kami sedang menunggu malam tanggal 10 suro,dimana berkah akan terwujud bagi kami semua untuk mengingat peringatan yang penuh dengan kenikmatan ruhani. Kami sekeluarga pulang dari Kediri sehabis melalukan liburan di rumah Nenek Honey ,Nggumul,Kranggan Kediri. Tepat di pertigaan SMP I N Prambon kami dari arah selatan mengendarai sepeda motor hijau Suzuki Shogun bertiga, Saya, Ibunya Honey dan Honey. Saat itu saya yang memegang setir, Biasa kami saling bergantian menyetir di saat diantara kami ada yang leleh. Honey di tengah dan Ibunya Honey di belakang.Saat itu Honey sedang tidur nyenyak. Tiba-tiba ada sepeda motor merah Honda bebek 80, berbelok ke kanan arah pertigaan SMPN I Prambon dari arah yang sama dengan kami dan tepat didepan kami dengan jarak 2 meter, tanpa memberi aba-aba sama sekali, baik dengan tangan atau dengan lampu sein bahkan tak menoleh kebelakang melihat apa ada motor atau tidak sebelum melakukan belokan. Tanpa dapat saya hindari, ban depan motor saya menyenggol belakang motor perempuan berjilbab itu, dan kalimat Allahuakbar…….secara reflek keluar dari mulutku. Saya berusaha mengendalikan motor yang terguncang karena senggolan itu. Namun ternyata saya tidak dapat mengendalikan motor saya dan akhirnya saya tidak sadar entah beberapa detik telah jatuh ke tanah diseberang timur jalan, dan motor terhenti setelah menabrak Baliho yang baru aja dipasang malamnya dan motor itu kuncinya terpegang saya lepas dari motor dan motornya masih menyala. Langsung saya matikan motor itu. Saya melihat Honey saat itu sudah berdiri mencari Ibunya. Dia mencari ibunya sambil menangis, dan langsung ketemu ibu berada di sebelahnya. Dia langsung dipeluk ibunya, Dia menangis menahan rasa sakit dan memegang kaki kananya. Langsung saya periksa mengenai kakinya apa patah atau tidak, ternyata kakinya yang kanan terluka kulitnya terkelupas tepat dibawah mata kaki sebelah kanan.Dia menangis terus sambil mengatakan ini bgaimana dan “ aku ndak mau di bawa ke rumah sakit “ saya takut….dan ibunya melerai untuk tidak menangis dan menjelaskan bahwa lukanya tidak apa-apa, bahkan dia mengatakan bahwa lukanya masih lebih ringan dibandingkan dengan ibunya.Tetapi tetap saja Honey terus menangis.
Saya juga melihat Ibunya Honey saat itu duduk sambil menahan rasa sakit dibagian kakinya, celana yang dipakainya robek dari mulai bawah kaki kanan sampai atas lutut bagian dalam. Saya piker lukaIbunya Honey hanya kecil saja, ternyata ada luka besar tepat dibawa lutut dalam dengan luka kulit terkelupas terlihat kulit dalam putih.
Saat itu sudah banyak orang yang mengerumuni kami, salah satu diantara kami ada yang membawakan kami minuman aqua gelas sejumlah 3 buah dan diberikan kepada kami, tetapi kami tidak langsung kami minum karena nafas kami semua belum stabil dan saya khawatir nanti akan tersedak meminumnya jadi kami biarkan aqua tersebut,ada juga dianatara mereka yang mendirikan sepeda motor kami yang masih jatuh dan dibawa ke pinngir di depan took sebelah timur jalan. Saya akhirnya memohon bantuan kepada salah seorang Bapak yang telah meminggirkan sepeda motor tadi untuk mengangkat Honey untuk dibawa ke pinggir di depan teras toko tersebut.Sedangkan saya membantu Ibunya saya bantu berdiri dan berjalan tertatih menahan rasa sakit saya ajak jalan ke pinggir masuk teras toko tersebut.
Honey tetap menangis sambil berlalri mutar-mutar di depan teras toko.Dia tak tahan dengan rasa sakit yang ada pada kakinya. Ibunya meringis juga menahan rasa sakit perih dan panas.saya sendiri saya lihat kaki kanan saya juga terluka kecil tetapi rasa perih dan sakit terasa juga.dan enak kata Honey, karena katanya ayah hanya terluka kecil. Honey tak berhenti menangis tetap lari lari terus menahan rasa sakit kakinya tak merasa capek. Ibunya sampai berulang kali melerai bahwa lukanya tidak apa-apa. Saya juga melihat perempuan yang mengendarai Honda 80 tadi, dia berdiri disebelah selatan teras dibelakang Ibunya Honey. Ibunya Honey saat itu mengatakan kepada perempuan itu, “ Mbak nanti lagi kalau berbelok lihat dulu ke belakang atau nyalakan lampu reting dulu” dengan sabarnya. Sementara saya agak menahan marah dengan tekanan agak tinggi mengatakan, “ Kalau belok lihat dulu di belakang, jangan langsung aja, atau berhenti di tengah ndak apa-apa”. Dengan santainya dia menjawab” saya lihat pakai spion dan saya piker masih jauh dari motor saya” juga saya Tanya mengapa tidak menyalakan lampu reting ( sein ) ? . dengan santai juga dia mengatakan “ Motor saya ndak ada retingnya”.
Saya melihat Ibunya Honey kelihatannya sudah tidak bias menahan rasa sakit, akhirnya saya putuskan untuk langsung aja pulang, sambil mengemasi barang-barang kami yang sudah di kemasi perempuan tadi. Saya nyalakan sepeda motor dan Alhamdulillah masih bias nyala dan saya pakai lagi bertiga untuk pulang ke Banjaranyar, saya naik dan Ibunya Honey sudah agak tidak bisa jalan akhirnya saya tuntun ke jok belakang,sementara Honey di tolong Bapak tadi diangkat naik speda motor.
Saya tidak menyadari bahwa telapak tangan sebelah kanan saya juga terluka baru ketika dalam perjalanan saya merasakan sakit telapak tangan itu ketika menyetir sepeda motor tersebut.
Alhamdulillah, akhirnya kami sampai juga ke rumah. Saat itu neneknya Honey sedang menanti membeli tempe di depan rumah sebelah timur. Langsung saja Honey berteriak kepada neneknya, “ Mbah aku tabrakann…………”!jawab mbahnya,” Sopo le sing tabrakan …..?”. langsung Honey menjawabab,”…….aku mbah……..‼.
Tobe continued……….

1 comment:

Honey said...

bagus sekali mas menceritakan, coba dicritakan omongan setiap orang yang terlibat jadi bisa di nikmati langsung yang baca, tapi kenapa kok terjadi di keluarga besar aq sampai miris aq melihat luka2 yang ada, semoga cepet sembuh ya